Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2021

MENGENANG SYEKH ALI ASH SHABUNI DAN TAFSIR RAWAI'UL BAYAN

By. Muh. Imam Sanusi al Khanafi Pada hari juma'at tanggal 19 Maret 2021, bertepatan bulan sya'ban tahun 1442 Hijriyah, kita telah ditinggalkan oleh ulama' besar yang masyhur dari berbagai kalangan, baik akademisi maupun non akademisi, yakni Syekh Ali Ash Shabuni. Beliau merupakan pemikir khalaf yang cukup produktif, khususnya dalam bidang kajian tafsir. Ash Shobuni merupakan profesor di bidang syari'ah dan Dirasah Islamiyah di Universitas ternama Negara Saudi Arabia, yakni Universitas King Abdul Aziz. Hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam hal ilmu dan pengetahuan. Karya-karya yang diciptakannya tidak instan. Dengan berbagai penelitian, pembahasan, dan penelaahan dikaji dengan sungguh-sungguh. Beliau tidak tergesa-gesa dalam mengkaji suatu karya ilmiah. Prinsip yang ditekankannya dalam menelurkan karya ilmiah tidak sekedar kuantitas, namun validitas dan kualitas yang diinginkannya. Maka tidak heran kalau karya-karya yang dipublikasikan begitu populer. Karya perdananya ...

FALSAFAH JAWA: KUTHA MLEBU ALAS, ALAS MLEBU KUTHA

By. Muh. Imam Sanusi al Khanafi Di era modernisasi, teknologi manusia semakin berkembang pesat. Manusia dengan mudah mengakses segala kebutuhan hidup. Namun, dibalik perkembangan zaman, ternyata bisa berdampak kemunduran dalam hal perikemanusiaan. Kini, mayoritas masyarakat lebih disibukkan dengan hal materialistik tanpa memperdulikan kehidupan bermasyarakat. Sifat manusia yang sesungguhnya mulai sirna, hanya mementingkan egoistik dan individualistik. Yang jelas, kemiskinan antar sesama manusia semakin merajalela. Wolak-walik ing zaman di era modernis bisa dibilang semakin membuta. Maka tak heran, falsafah Jawa yang dilontarkan oleh leluhur memang benar-benar terjadi. Akibat wolak-walik ing zaman, pemikiran orang desa menjadi semakin berubah. Dahulu erat dengan kebersamaan, kerukunan, dan gotong-royong, sekarang sudah mengikuti gaya masyarakat perkotaan. Maka tak heran falsafah Jawa mengatakan,"kutha mlebu alas".  Falsafah tersebut bukan berarti bermakna kota masuk ke hutan b...