By. Muh. Imam Sanusi al Khanafi
Pada hari juma'at tanggal 19 Maret 2021, bertepatan bulan sya'ban tahun 1442 Hijriyah, kita telah ditinggalkan oleh ulama' besar yang masyhur dari berbagai kalangan, baik akademisi maupun non akademisi, yakni Syekh Ali Ash Shabuni. Beliau merupakan pemikir khalaf yang cukup produktif, khususnya dalam bidang kajian tafsir. Ash Shobuni merupakan profesor di bidang syari'ah dan Dirasah Islamiyah di Universitas ternama Negara Saudi Arabia, yakni Universitas King Abdul Aziz. Hampir seluruh hidupnya diabdikan dalam hal ilmu dan pengetahuan.
Karya-karya yang diciptakannya tidak instan. Dengan berbagai penelitian, pembahasan, dan penelaahan dikaji dengan sungguh-sungguh. Beliau tidak tergesa-gesa dalam mengkaji suatu karya ilmiah. Prinsip yang ditekankannya dalam menelurkan karya ilmiah tidak sekedar kuantitas, namun validitas dan kualitas yang diinginkannya. Maka tidak heran kalau karya-karya yang dipublikasikan begitu populer.
Karya perdananya yang begitu masyhur dikalangan pesantren diantaranya ialah tafsir Rawaiul Bayan Tafsir Ayat al Ahkam min al Quran. Tafsir ini konsentrasinya lebih condong ke kajian ayat-ayat Hukum. Dengan menyeimbangkan metode lama (klasik) dan kontemporer. Sesuai dengan qoul yang masyhur dikalangan masa kini," al Mukhafadzatu ala Qadimi ash Shalih, wal Akhdzu bil Jadidi al Ashlah".
Bentuk kombinasi antara tradisi klasik dan kontemporer terletak pada referensi yang diambilnya. Beliau tetap menggunakan literatur para pemikir muslim era mutaqaddimin, tapi juga dipadukan dengan literatur para pemikir era muta'akhkhirin. Sehingga dapat dikatakan, secara aspek sistematika dan sajian formalnya mengikuti pola corak salafi yang dimodifikasi dengan era modern.
Tafsir Rawaiul Bayan merupakan tafsir tematik (maudhu'i). Sehingga sangatlah cocok bagi pecinta kajian hukum untuk diambil rujukan. Kitab ini terdiri dari dua Juz. Kitab ini disusun sesuai dengan format mata perkuliahan, atau bahan ajar yang bernuansa ilmiah. Karena secara historis, kitab ini disusun pasca 10 tahun mengabdi di Fakultas Syari'ah dan Dirasah Islamiyah Makkah al Mukaramah. Dengan karya inilah beliau dikenal oleh masyarakat Dunia, baik dari berbagi golongan. Beliau juga masyhur dikatakan sebagai mufassir kontemporer.
Dalam tradisi pesantren, kitab ini digunakan sebagai mata kuliah madrasah diniyah para maha santri, atau dikenal dengan Mahad Aly. Kajian ini digunakan untuk menguatkan kurikulum madrasah, dalam menggali ilmu-ilmu Hukum. karena di dalam tafsir itu sendiri banyak membahas tema yang menyangkutpautkan dengan kajian perbandingan mazhab, diantaranya pengenalan berkaitan ayat-ayat ahkam yang diistinbatkan oleh ulama' faqih. Kontribusi Ash Shobuni dalam bidang karya ilmiah telah membangkitkan khazanah keilmuan semakin berkembang. Hingga kontribusinya mampu sebagai penguat mata kuliah di dunia pesantren. Semoga karya ilmiah yang diciptakannya sebagai amalnya di akhirat. Walaupun penulisnya telah terkubur di bawah tanah, tapi karya-karyanya kekal sepanjang masa. Wallahu a'lam
Menambah wawasan tadz..
BalasHapusMantabek