Langsung ke konten utama

PERSIAPAN NEW NORMAL 2: TETAPKAN ATURAN SANTRI SEBELUM TIBA DI PESANTREN





By. Muh. Imam Sanusi al-Khanafi

Pondok Pesantren Terpadu al-Kamal Kunir, Blitar, Jawa Timur sudah mulai mempersiapkan diri untuk membuka kembali Pesantren, dengan mengikuti tatanan normal baru sesuai dengan himbauan pemerintah. Sampai hari ini, sarana dan prasarana pendukung sudah mulai dipersiapkan sejak dini, guna melengkapi kebutuhan yang harus dipersiapkan dalam menjalani akivitas kehidupan santri sebagaimana mestinya.

Persiapan demi persiapan telah degerakkan, diantara tugas satgas covid-19 yang sudah matang dan siap dieksekusi ialah membuat maklumat (edaran santri). Surat ini membahas mengenai jadwal kedatangan santri, protokol kedatangan santri, dan protokol kesehatan sebelum santri tiba di Pesantren. Dalam surat edaran tersebut, pesantren akan mengaktifkan kegiatan belajar mengajar pada tanggal 14 Juli 2020. Kedatangan santri di Pesantren dilakukan secara step by step (secara tahap demi tahap). Terhitung, santri datang ke Pesantren mulai tanggal 1 Juli 2020.

Kedatangan santri diawali seluruh pengurus Asrama dan santri kelas 3 tingkat wustha dan MDK (madrasah diniyah khusus). Alasan pengurus Asrama dan santri kelas 3 didahulukan ialah, kelas 3 sudah diluluskan, karena barokah pandemi. Sehingga, barang-barang yang masih berada di Pesantren dihimbau untuk membereskannya (dalam terminologi Jawa: ndang boyong). Karena, pada tahun ini agenda widha’ (perpisahan) ditiadakan. Sehingga, kelas tiga cukup mengambil hak-hak yang telah dipersiapkan oleh Pesantren, diantaranya ijazah dan kenang-kenangan. Selain itu juga, khusus untuk pengurus Asrama juga akan mengadakan laporan pertanggungjawaban (LPJ).

Pada tanggal 4 dan 5 juli 2020, seluruh santri tingkat 1, 2 wustha dan MDK datang ke Pesantren secara bertahap. Sedangkan pada tanggal 6 sampai 10 juli, digunakan untuk menyusun kader-kader pengurus Asrama baru yang berkhidmah di Pesantren. Sekaligus mengadakan agenda penggemblengan pengurus baru, guna mengoptimalkan sistem kinerja di Pesantren. Komitmen ikhlas dan semangat mengabdi merupakan hal yang paling penting demi keberhasilan kinerja pengurus. Mayoritas generasi yang didapuk menjadi pengurus Asrama ialah kelas 2 yang mau beranjak ke kelas 3 pada tahun ajaran baru ini.

Pada tanggal 11 dan 12 juli 2020, santri baru pada tingkatan 1 ula, wustha, MDK, dan Mahasantri tiba di Pesantren. Kedatangan santri baru inilah yang harus dipersiapkan secara matang. Mengingat, jumlah pendaftar yang semakin banyak, maka diperlukan rancangan khusus untuk menghadapi santri baru di tengah-tengah covid-19. Hingga kini, calon santri berbondong-bondong secara online untuk mencari informasi dan mendaftarkan diri ke Pesantren.

Rancangan demi rancangan telah dilakukan sesuai kesepakatan yang dilakukan oleh pengasuh dan jajaran pengurus pusat. Hal yang terpenting dalam menghadapi new normal, tim satgas membuat aturan ketat sesuai dengan prosedur tata tertib santri ke Pesantren. Aturan-aturan ketat ini dilakukan untuk menghindari maraknya covid-19 yang semakin membabi buta. Diantara peraturan santri yang harus diperhatikan, diantaranya: santri harus melakukan karantina secara mandiri di rumah selama 14 hari sebelum keberangkatan menuju Pesantren. Santri juga harus mempersiapkan surat keterangan karantina dari desa, surat keterangan sehat, masker, hand sanitizer, dan vitamin.

Aturan lain yang harus dipahami wali santri ialah tidak diperkenankannya memasuki area Pesantren. Walisantri juga tidak diperkenankan untuk menggunakan kendaraan umum. Kendaraan pribadi merupakan solusi terbaik untuk mengantarkan anaknya. Bagi santri yang memiliki penyakit dalam, seperti akut, atau dalam masa proses penyembuhan seyogyanya beristirahat di rumah dulu.

Kedatangan santri secara tahap demi tahap merupakan solusi yang paling baik untuk menghindari kemacetan total. Selain itu, memudahkan tim satgas dalam mengkroscek santri dan barang bawaannya. Aturan ketat memang harus dijalankan demi suksesnya new normal di Pesantren. Dengan usaha do’a yang diimbangi dengan ikhtiar sungguh-sungguh, semoga Allah memberikan kemudahan dan kelancaran. Wa allahu a’lam bi as-shawab

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL HADARI DAN SAFARI VERSI ASY-SUYUTI

By. Muh. Imam Sanusi al Khanafi Pembahasan mawathin an-nuzul dalam kajian ilmu-ilmu al Quran memang selalu menarik perhatian. Tanpa ilmu ini, tentunya akan sulit untuk mendeteksi kronologis turunnya ayat al Quran. Dari segi definisi, mawathin an nuzul merupakan suatu kajian yang membahas tentang waktu, tempat, dan berbagai peristiwa turunnya ayat al Qur'an. Karya fenomenal Jalaludin Asy-Suyuti, yang dikenal dengan kitab Ilmu Tafsir Manqul min Itmam Dirayah, merupakan maha karya yang di dalamnya menghidangkan berbagai khazanah ilmu untuk memahami al Qur'an. Menurut hemat penulis, kitab ini bisa dibilang merupakan karya yang diciptakan untuk menyederhanakan kajian yang berkaitan dengan ilmu al Qur'an. Tujuannya tidak lain supaya mudah diingat dan dipahami dengan baik. Hidangan yang ditawarkan juga tidak bermuluk-muluk. Beliau mampu menyeimbangkan antara teoritis dan praksis, artinya pembahasan yang diuraikan pasca  teori langsung menuju ke contoh-contoh. Hal ini juga dikuatk...

MEMBUMIKAN KAIDAH AD-DHARARU YUZALU DI ERA COVID-19

By. Muh. Imam Sanusi al akhanafi Dalam kajian qawaidul fiqhiyah, kita pasti mengenal qawaidul kubra, yakni suatu formulasi kaidah yang telah disepakati mayoritas mazhab. Qawaidul kubra sendiri merupakan kaidah dasar yang memiliki cakupan skala menyeluruh. Secara historis, qawaidul fiqhiyah tercipta setelah hukum fiqh. Sedangkan hubungannya dengan ushul fiqh, ia ibarat seperti cucu (qawaidul fiqhiyah) dan kakek (ushul fiqh). Sedangkan ayahnya fiqh. Objek kajian dari qawaidul fiqhiyah ialah bersifat horizontal, antar sesama manusia. Berbeda dengan ushul fiqh, yang besifat vertikal, karena berkaitan dengan proses penggalian nash. Sehingga muncul produk hukum fiqh. Adapun qawaidul fiqhiyah yang tergolong dari qawaidul kubra, ialah al umuru bi maqasidiha, al yakinu la yuzalu bi as-syak, al musyaqqah tajlibu taysir, ad dhararu yuzalu, dan al adatu muhakkamah. Dalam kajian ini, penulis lebih terfokus pada kaidah ad-dhararu yuzalu. Kaidah ini bisa menjadi terobosan baru dalam mengatasi kegers...

Menyoal Pemahaman Hadis Kepemimpinan Perempuan

By. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi Saat diskusi kajian ilmu hadis di kelas, penulis memberikan warning bagi siswa-siswi agar tidak ceroboh dalam memahami hadis. Apalagi sekedar melihat di media sosial seperti tiktok, instagram, twitter, facebook, ataupun youtube tanpa dianalisa kredibilitas hadisnya, apakah bisa dipertanggungjawabkan ataupun tidak. Kemudian secara kualitas hadis bisa maqbul (diterima) atau mardud (ditolak). Apalagi hanya mencantumkan lafadz qala rasulullah, tanpa disharing terdahulu lafadznya. Anehnya, lafadz tersebut langsung dijadikan status dengan mengatasnamakan nama hadis. Padahal yang dishare bukan hadis. Sehingga bisa membahayakan diri sendiri ataupun masyarakat. Untuk mengantisipasi kesalahan dalam mengidentifikasi kualitas hadis, ada beberapa cara untuk menganalisa otentisitas hadis, diantaranya dengan kajian takhrijul hadis dan maanil al-hadis. Dalam diskusi tersebut, ada segelintir pertanyaan menyangkut kepemimpinan perempuan dalam tinjauan hadis. Memang menar...