By. Muh. Imam Sanusi al-Khanafi
Di tengah masa pandami covid-19,
berbagai pesantren meyakinkan diri untuk membuka aktivitas kegiatan ta'lim
wa ta'alum santri. Tak terkecuali di Pesantren terpadu al-Kamal Blitar, Jawa timur. Walaupun di Indonesia sendiri kasus covid-19 semakin
hari makin bertambah, dengan keyakinan pengasuh dan pengurusnya, pesantren
harus mampu hidup berdampingan dengan musim pagebluk ini. Dengan optimis, segala teknis pendukung untuk mempersiapkan new normal terus diupayakan. Do'a dan ikhtiar merupakan resep
yang paling baik untuk merealisasikan maksud dan kehendak yang diinginkan.
Tentunya, keyakinan kepada Allah merupakan kunci utama yang harus ditanamkan
dan diamalkan. Sesuai dengan kaidah usul fiqh,
اليقين
لايزال بالشك
" Keyakinan tidak dapat
dihilangkan oleh kebimbangan"
Dengan hadirnya musim pagebluk yang
hingga kini belum bisa dipastikan kapan berakhirnya, pasti dalam diri kita merasa
khawatir, sedih, dan takut yang selalu menyertai denyut nadi kehidupan
manusia. Dunia pesantren memiliki suatu pedoman hidup, apabila keyakinanlah
yang bisa mengawal hidup manusia menuju kesuksesan dan keberhasilan menggapai
dunia-akhirat, walaupun harus membuka pendidikan di era pandemi. Keyakinan
merupakan modal yang tidak patut untuk disia-siakan. Rasa yakin tidak akan
mampu menggoyahkan dan mengganggu hidupnya, sebagaimana pesan substansial
kaidah di atas. Dengan keyakinan yang kuat, dan diimbangi dengan kemantapan
iman dan taqwa, Allah akan memudahkan jalan hamba-Nya dalam menghadapi
covid-19. Hal ini sesuai dalam firman-Nya:
ÙˆَÙ…َÙ†ْ ÙŠَتَّÙ‚ِ اللَّÙ‡َ
ÙŠَجْعَÙ„ْ Ù„َÙ‡ُ Ù…َØ®ْرَجًا
" Barangsiapa bertaqwa
kepada Allah swt, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya."
Dari hasil rapat jajaran pengurus pusat dan para kiai, pesantren
akan menunjukkan eksistensinya untuk menjalankan aktivitas santri sebagaimana
biasanya. Bentuk ikhtiar dhahiriah memang harus dipatuhi dan direalisasikan.
Karena ikhtiar dhahiriah merupakan syarat utama pesantren dinyatakan layak untuk menjalankan aktivitasnya. Dengan mematuhi peraturan, syarat, dan ketentuan yang
telah diseminarkan di berbagai wilayah, khususnya Blitar, Kiai dengan sigap menginstrusikan
segenap jajaran pengurus pusat, mahad aly, dan semua unit yayasan pesantren
untuk membentuk tim satgas (satuan tugas) covid-19. Tim ini mencakup departemen tarbiyah dan bahasa, keamanan dan ketertiban, kesehatan dan
olahraga, sarana dan prasarana, ekonomi dan usaha.
Berbagai job telah dibagi sesuai
dengan skill dan keahlian yang dimiliki masing-masing departeman. Tim
departemen tarbiyah, keamanan, kesehatan, dan sarpras (sarana dan prasarana)
saling berkolaborasi dengan apik untuk mensukseskan pesantren tangguh. Dari
departemen perlengkapan, langkah awal yang harus dilakukan ialah menyiapkan
westafel di titik penting, guna mempermudah para santri rutin untuk
mencuci tangannya sesuai prosedur arahan dinas kesehatan.
Selanjutnya, departemen tarbiyah
membuat physical distancing di tempat tidur, ibadah dan kelas. Walaupun
di pesantren sendiri sangat sulit memberlakukan hal demikian, pengurus
tetap sami'na wa ato'na kepada Kiai demi lancarnya agenda tersebut.
pembuatan physical distancing merupakan usaha dhahiriah yang harus
dilakukan, entah bagaimana teknis dan aplikasinya nanti, memenuhi syarat dan
ketentuan dari pemerintah merupakan tujuan utama yang harus didahulukan.
Dari pihak keamanan, pengurus membuat denah berkaitan konsep dan teknis syarat dan ketentuan santri masuk pesantren. Denah yang telah tersusun dikoordinasikan ke semua departemen supaya mempelajari titik-titik mana saja yang harus ditertibkan, sesuai alur yang telah dibuat oleh tim keamanan. Hal yang terpenting, pengurus harus mengkroscek santri bila tiba di pesantren, sesuai dengan protokol kesahatan. Diantaranya, menetralisir santri diruang penyemprotan disinfektan, memeriksa suhu tubuh, kesehatan, dan lain sebagainya.
Sedangkan, departemen kesehatan, ekonomi dan usha telah dipersiapkan dengan penuh teliti. Ruang isolasi, alat-alat kesehatan, sesuai petunjuk protokol kesehatan mulai dieksekusi. Segala kebutuhan ekonomi untuk kebutuhan pesantren juga dibelanjakan. Segala kebutuhan primer di masa pandemi harus dipenuhi, supaya santri dengan nyaman dan tenang belajar di pesantren.
Dari pihak keamanan, pengurus membuat denah berkaitan konsep dan teknis syarat dan ketentuan santri masuk pesantren. Denah yang telah tersusun dikoordinasikan ke semua departemen supaya mempelajari titik-titik mana saja yang harus ditertibkan, sesuai alur yang telah dibuat oleh tim keamanan. Hal yang terpenting, pengurus harus mengkroscek santri bila tiba di pesantren, sesuai dengan protokol kesahatan. Diantaranya, menetralisir santri diruang penyemprotan disinfektan, memeriksa suhu tubuh, kesehatan, dan lain sebagainya.
Sedangkan, departemen kesehatan, ekonomi dan usha telah dipersiapkan dengan penuh teliti. Ruang isolasi, alat-alat kesehatan, sesuai petunjuk protokol kesehatan mulai dieksekusi. Segala kebutuhan ekonomi untuk kebutuhan pesantren juga dibelanjakan. Segala kebutuhan primer di masa pandemi harus dipenuhi, supaya santri dengan nyaman dan tenang belajar di pesantren.
Berbagai persiapan telah dieksekusi
dengan baik oleh pengurus satgas. Semangat dan kekompakan dari satgas sebagai
bentuk komitmen yang kuat untuk menyambut kedatangan santri. Pengasuh selalu
memberikan bimbingan kepada pengurus demi kesuksesan new normal di pesantren.
Berdasarkan rapat yayasan, alasan pengasuh ingin membuka pesantren bukan bermaksud untuk tidak patuh terhadap aturan pemerintah, melainkan memikirkan nasib para santri. Pesantren bukan seperti di sekolah formal, baik dalam cara mendidik maupun mencetak generasi kader ulama. Yang membedakan antara pesantren dan sekolah formal adalah pendidikam karakter.
Pendidikan karakter terus
berkelanjutan. Nilai-nilai pendidikan agama yang telah diajarkan
diaktualisasikan ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Pendidikan berbasis
karakter memang jagonya pesantren dalam mendidik, sebab semua pelajaran yang
diajarkan di pesantren pasti meliputi pembentukan karakter. Saya ambil contoh,
sosok Kiai dalam pandangan saya merupakan cerminan hidup santri. Segala
aktivitas yang dilakukan, baik dari segi fi'liyah, qouliyah, taqririyah, dan
wasfiyah diamalkan oleh santri tanpa terjadinya perdebatan. Karena jargon
santri ialah ta'dhiman wa kiraman kepada kiai. Sehingga, prinsip ngalap
berkah kepada kiai sudah menancap di hati.
Pengasuh yakin, bila para santri
diberlakukan layaknya seperti sekolah formal, akan berdampak buruk kepada masa
depan santri. Karena hanya pesantrenlah yang mampu menciptakan kader penyebar
agama, bukan di tingkat SD, SMP, SMA, Institut Islam, maupun universitas
berbasis Islam.
Dalam rapat yayasan yang di adakan
pada minggu-minggu ini, jajaran pengasuh sudah yakin dengan sebenar-benarnya
untuk merancang persiapan pembelajaran santri sesuai aturan-aturan yang
diberikan pesantren. Agar, santri nyaman dan fokus untuk thalabul ilmi demi
masa depannya. Santri juga dihimbau untuk tidak memikirkan berita covid-19,
agar jiwa tidak stres. Tetapi, aturan-aturan ketat tetap diberlakukan hingga
masa pandemi covid-19 lenyap di muka Bumi.
Persiapan demi persiapan, konsultasi
kepada aparat pemerintah, dan dinas kesehatan, hingga kini masih diterapkan,
agar kesiapan dalam menghadapi new normal dapat dijalankan dengan baik.
Semantara itu, jadwal kembalinya santri masih belum dapat dipastikan. Pengurus
satgas masih mengevaluasi tahap awal terhadap kebutuhan apa saja yg perlu
dieksekusi, guna mempersiapkan kedatangan santri. Yang pasti, penegakan
protokol kesehatan secara ketat, disiplin, dan taat merupakan kunci sukses
dalam menghadapi new normal di pesantren. Wallahu a'lam bis shawab
Bagus, mas.
BalasHapusSukron atas komentarnya mas Aji
Hapus