Langsung ke konten utama

RINDUKU PADAMU


        

By. Muh. Imam Sanusi al-Khanafi

Dialah yang bernama kasih, dan akulah sang perindu
Teringat pertama kita bercumpa, secepat kilatlah saya merindukanmu
Tak kutemukan kata ganti rindu, selain kata hatiku selalu menyebutmu


Wahai sang kasih, pujaanku
apakah dikau juga merindukanku
apakah justru engkau mencoba melupakanku


Jangan secepat meteor engkau melambaikan tangan terakhir untukku
Jangan secepat Listrik engkau menjauh dariku
Jangan sepelan kura-kura engkau mengingatku


Wahai sang pujaan hati, dimanakah dikau berada
Tak mungkinkah tetesan air mata sedih menghampirimu
Tak mungkinkah sepercik air mata luka membasahi jiwamu


Tapi saya ingin,  tetesan airmata itu berubah menjadi kekuatan
Tapi saya ingin,  tetesan airmata itu merubah menjadi kebahagian
Tapi saya ingin, tetesan sepercik airmata berubah menjadi keharmonisan


Wahai sang pujaan hati, masih ingatkah masa-masa indahku bersamamu
Canda tawa selalu menghiasi harimu
Di saat sedih, kan selalu ada disisimu
Di saat sulit, kan selalu usahakan masa sulitmu menjadi masa yang mudah
Di saat menangis, kan ku ubah tetesan airmatamu menjadi airmata kebahagiaan


Wahai sang pujaan hati, apakah masa-masa itu telah engkau hilangkan bagaikan angin topan yang menghempas...?
apakah dikau dikekang untuk melupakan masa-masa itu tuk mencoba ke kehidupan yang lebih indah..?


Wahai sang pujaan hati, satu kata yang sulit membuat mataku terpejam,
Bagaiamana cara agar aku bisa meyakinkanmu tuk selalu menjagamu


Dikau mungkin lupa bersama siapa disaat suka dan duka, tetapi dikau tidak pernah lupa bersama siapa disaat senang-senang saja


Terkadang patah hati adalah anugerah dari Allah. Itulah cara-Nya memberi tahu kita bahwa  Allah menyelamatkan kita dari orang yang salah.


Akan selalu ada laki-laki yang baik-baik untuk wanita yang terus berusaha memperbaiki dirinya. Juga, akan selalu ada wanita yang baik-baik untuk laki-laki yang selalu berusaha memperbaiki dirinya.


Ya Allah, jika saya rindu kepada ciptaan hambamu, biarkan hambamu menaruh hati kepada seseorang yang hatinya tertuju kepada-Mu

Kediri, 13 Agustus 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL HADARI DAN SAFARI VERSI ASY-SUYUTI

By. Muh. Imam Sanusi al Khanafi Pembahasan mawathin an-nuzul dalam kajian ilmu-ilmu al Quran memang selalu menarik perhatian. Tanpa ilmu ini, tentunya akan sulit untuk mendeteksi kronologis turunnya ayat al Quran. Dari segi definisi, mawathin an nuzul merupakan suatu kajian yang membahas tentang waktu, tempat, dan berbagai peristiwa turunnya ayat al Qur'an. Karya fenomenal Jalaludin Asy-Suyuti, yang dikenal dengan kitab Ilmu Tafsir Manqul min Itmam Dirayah, merupakan maha karya yang di dalamnya menghidangkan berbagai khazanah ilmu untuk memahami al Qur'an. Menurut hemat penulis, kitab ini bisa dibilang merupakan karya yang diciptakan untuk menyederhanakan kajian yang berkaitan dengan ilmu al Qur'an. Tujuannya tidak lain supaya mudah diingat dan dipahami dengan baik. Hidangan yang ditawarkan juga tidak bermuluk-muluk. Beliau mampu menyeimbangkan antara teoritis dan praksis, artinya pembahasan yang diuraikan pasca  teori langsung menuju ke contoh-contoh. Hal ini juga dikuatk...

MEMBUMIKAN KAIDAH AD-DHARARU YUZALU DI ERA COVID-19

By. Muh. Imam Sanusi al akhanafi Dalam kajian qawaidul fiqhiyah, kita pasti mengenal qawaidul kubra, yakni suatu formulasi kaidah yang telah disepakati mayoritas mazhab. Qawaidul kubra sendiri merupakan kaidah dasar yang memiliki cakupan skala menyeluruh. Secara historis, qawaidul fiqhiyah tercipta setelah hukum fiqh. Sedangkan hubungannya dengan ushul fiqh, ia ibarat seperti cucu (qawaidul fiqhiyah) dan kakek (ushul fiqh). Sedangkan ayahnya fiqh. Objek kajian dari qawaidul fiqhiyah ialah bersifat horizontal, antar sesama manusia. Berbeda dengan ushul fiqh, yang besifat vertikal, karena berkaitan dengan proses penggalian nash. Sehingga muncul produk hukum fiqh. Adapun qawaidul fiqhiyah yang tergolong dari qawaidul kubra, ialah al umuru bi maqasidiha, al yakinu la yuzalu bi as-syak, al musyaqqah tajlibu taysir, ad dhararu yuzalu, dan al adatu muhakkamah. Dalam kajian ini, penulis lebih terfokus pada kaidah ad-dhararu yuzalu. Kaidah ini bisa menjadi terobosan baru dalam mengatasi kegers...

Menyoal Pemahaman Hadis Kepemimpinan Perempuan

By. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi Saat diskusi kajian ilmu hadis di kelas, penulis memberikan warning bagi siswa-siswi agar tidak ceroboh dalam memahami hadis. Apalagi sekedar melihat di media sosial seperti tiktok, instagram, twitter, facebook, ataupun youtube tanpa dianalisa kredibilitas hadisnya, apakah bisa dipertanggungjawabkan ataupun tidak. Kemudian secara kualitas hadis bisa maqbul (diterima) atau mardud (ditolak). Apalagi hanya mencantumkan lafadz qala rasulullah, tanpa disharing terdahulu lafadznya. Anehnya, lafadz tersebut langsung dijadikan status dengan mengatasnamakan nama hadis. Padahal yang dishare bukan hadis. Sehingga bisa membahayakan diri sendiri ataupun masyarakat. Untuk mengantisipasi kesalahan dalam mengidentifikasi kualitas hadis, ada beberapa cara untuk menganalisa otentisitas hadis, diantaranya dengan kajian takhrijul hadis dan maanil al-hadis. Dalam diskusi tersebut, ada segelintir pertanyaan menyangkut kepemimpinan perempuan dalam tinjauan hadis. Memang menar...