Langsung ke konten utama

KAJIAN SURAT DAN AYAT BER-FADHILAH DALAM KITAB ILMU TAFSIR KARYA AS-SUYUTI





By. muh. Imam Sanusi Al Khanafi

Karya-karya yang dihidangkan oleh ulama' masyhur, yakni Syekh Jalaludin As-Suyuti memang menarik perhatian untuk dikaji ulang, khususnya dikalangan pesantren. Diantara karya beliau yang hingga kini eksis dikaji dalam dunia pesantren ialah kitab ilmu tafsir. Nama lengkap dari kitab ini ialah Ilmu Tafsir Manqul min Kitab Itmam Dirayah. Kitab ini merupakan nukilan dari kitab Itmam Dirayah. Kitab ini tipis, tapi kajian yang diuraikan didalamnya begitu luas. Ada beberapa kajian yang menurut hemat penulis menarik untuk dikaji, dipahami, dan diamalkan. Diantaranya berkaitan tentang keutamaan suatu surah dalam al-Qur'an.

Di halaman 4, Syekh As-Suyuti menjelaskan dalam kitabnya, apabila dalam al-Qur'an sesungguhnya ada suatu surah dan ayat yang memiliki keutamaan. Surah dan ayat yang memiliki keutamaan diantaranya ialah al Fatihah dan ayat kursi. Beliau berpendapat, bila mayoritas ulama sepakat apabila dalam al-Qur'an ada surah atau ayat yang memiliki sebuah keutamaan. Diantara ulama' yang sepakat tentang pendapat tersebut ialah Syekh Izzuddin Abdussalam, Ishaq bin Rahawiyyah, al-Halwani, al-Baihaqi, Ibn Arabi, dan al-Qurtubi. Pendapat As-Suyuti dikuatkan dengan dalil aqli yang pembahasannya terkait dengan ayat atau surat berfadhilah. Dalam hadis riwayat Bukhari dijelaskan,

كحديث البخاري: اعظم سورة فى القرأن الفاتحة

Surat yang paling agung dalam al-Qur'an ialah surat al Fatihah."
 
Surah al-Fatihah merupakan surah yang memiliki banyak fungsi.  Dikatakan multifungsi, al Fatihah banyak memiliki nama, diantaranya ummul Quran (induk al-Qur'an). Dikatakan ummul Qur'an dikarenakan isi kandungan yang ada dalam al-Qur'an diringkas dalam bentuk surah al-Fatihah. Jadi, bila ingin mengetahui semua kandungan yang ada dalam al-Qur'an, al Fatihahlah sumber dari segala sumber. Dilain sisi, al Fatihah dinamakan ummul kitab (induk kitab). Dikatakan ummul kitab dikarenakan kitab-kitab samawi, seperti taurat, zabur, dan injil telah disempurnakan dalam surah al Fatihah. Jadi, surah al Fatihah isi dan kandungannya juga mencakup kitab-kitab terdahulu, yakni menjadi penyempurna kitab-kitab sebelumnya.

al Fatihah juga memiliki nama lain, yakni as-Syifa, yang berarti obat. Dinamakan Syifa dikarenakan surah ini bisa mengibati segala penyakit. Dalam kitab at-taudih li as-syarhi jami' as-shahih, yakni syarah min shahih al Bukhari, dikatakan :

وفي الترمذي من حديث أبي سعيد مرفوعًا: فاتحة الكتاب شفاء من كل سم

Di hadis at-Tirmidzi dari riwayat hadis marfu' Abi Sa'id, "al Fatihah merupakan obat dari segala penyakit." (Ibn Mulkan, juz 15, h. 82)

Bukti dari surah al Fatihah sebagai obat penyakit, diantaranya mampu mengobati sakit perut, panas, sakit gigi, dan masih banyak lagi. Hal ini terbukti dari penelitian dari Prof. abdul Basith dalam karyanya ath-Thib Al Wiqa'i yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh M. manshur dkk. Selain itu juga, al Fatihah juga bisa digunakan untuk mengobati orang kesurupan, dengan lantaran surah muawwidzatain, dan ditutup dengan surah al Fatihah. 

Syekh Suyuti juga menerangkan dalam kitabnya, selain  al Fatihah ada ayat yang memiliki keutamaan, yakni ayat Kursi. Beliau menukil dari riwayat Muslim,

وحديث مسلم :  اعظم آية فى القرأن آية الكرسي

"Dalam riwayat Muslim dijelaskan, ayat yang paling agung dalam al-Qur'an ialah ayat Kursi."

Ayat kursi memang memiliki banyak kesunahan. Syekh Nawawi ad-Dimasyqi dalam Tibyan-nya menjelaskan, disunahkan untuk memperbanyak membaca ayat kursi pada semua tempat, juga pada saat akan tidur di malam hari. Disunahkan untuk membaca surat al-Mu‟awwidzatain pada saat selesai melakukan setiap shalat. Sungguh sahih riwayat yang disampaikan oleh sahabat Nabi SAW ( an-Nawawi, h. 180).

Selain itu, ayat kursi juga bisa digunakan untuk mengusir gangguan makhluk gaib. Juga bisa digunakan untuk rukhyah. Yakni terkedang untuk menhobati orang kerasukan, santet, tenung, dan lsin sebagainya. Tidak heran dalam riwayat at-Tirmidzi dijelaskan,

وحديث الترمذى: سيدة آى القرآن اية الكرسى

Hadis Tirmidzi :" Tuan/raja ayat-ayat al-Qur'an ialah ayat kursi."

Demikian kajian surah dan ayat dalam al-Qur'an. Ulama' mutaqaddimin hingga kontemporer sepakat, apabila setiap bagian dari surah ataupun ayat dalam al-Qur'an memiliki keutamaan atau keistimewaan tersendiri. Oleh karena itu, surah ataupun ayat dalam al-Qur'an telah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat. Wallahu a'lamu bis shawab.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGENAL HADARI DAN SAFARI VERSI ASY-SUYUTI

By. Muh. Imam Sanusi al Khanafi Pembahasan mawathin an-nuzul dalam kajian ilmu-ilmu al Quran memang selalu menarik perhatian. Tanpa ilmu ini, tentunya akan sulit untuk mendeteksi kronologis turunnya ayat al Quran. Dari segi definisi, mawathin an nuzul merupakan suatu kajian yang membahas tentang waktu, tempat, dan berbagai peristiwa turunnya ayat al Qur'an. Karya fenomenal Jalaludin Asy-Suyuti, yang dikenal dengan kitab Ilmu Tafsir Manqul min Itmam Dirayah, merupakan maha karya yang di dalamnya menghidangkan berbagai khazanah ilmu untuk memahami al Qur'an. Menurut hemat penulis, kitab ini bisa dibilang merupakan karya yang diciptakan untuk menyederhanakan kajian yang berkaitan dengan ilmu al Qur'an. Tujuannya tidak lain supaya mudah diingat dan dipahami dengan baik. Hidangan yang ditawarkan juga tidak bermuluk-muluk. Beliau mampu menyeimbangkan antara teoritis dan praksis, artinya pembahasan yang diuraikan pasca  teori langsung menuju ke contoh-contoh. Hal ini juga dikuatk...

MEMBUMIKAN KAIDAH AD-DHARARU YUZALU DI ERA COVID-19

By. Muh. Imam Sanusi al akhanafi Dalam kajian qawaidul fiqhiyah, kita pasti mengenal qawaidul kubra, yakni suatu formulasi kaidah yang telah disepakati mayoritas mazhab. Qawaidul kubra sendiri merupakan kaidah dasar yang memiliki cakupan skala menyeluruh. Secara historis, qawaidul fiqhiyah tercipta setelah hukum fiqh. Sedangkan hubungannya dengan ushul fiqh, ia ibarat seperti cucu (qawaidul fiqhiyah) dan kakek (ushul fiqh). Sedangkan ayahnya fiqh. Objek kajian dari qawaidul fiqhiyah ialah bersifat horizontal, antar sesama manusia. Berbeda dengan ushul fiqh, yang besifat vertikal, karena berkaitan dengan proses penggalian nash. Sehingga muncul produk hukum fiqh. Adapun qawaidul fiqhiyah yang tergolong dari qawaidul kubra, ialah al umuru bi maqasidiha, al yakinu la yuzalu bi as-syak, al musyaqqah tajlibu taysir, ad dhararu yuzalu, dan al adatu muhakkamah. Dalam kajian ini, penulis lebih terfokus pada kaidah ad-dhararu yuzalu. Kaidah ini bisa menjadi terobosan baru dalam mengatasi kegers...

Menyoal Pemahaman Hadis Kepemimpinan Perempuan

By. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi Saat diskusi kajian ilmu hadis di kelas, penulis memberikan warning bagi siswa-siswi agar tidak ceroboh dalam memahami hadis. Apalagi sekedar melihat di media sosial seperti tiktok, instagram, twitter, facebook, ataupun youtube tanpa dianalisa kredibilitas hadisnya, apakah bisa dipertanggungjawabkan ataupun tidak. Kemudian secara kualitas hadis bisa maqbul (diterima) atau mardud (ditolak). Apalagi hanya mencantumkan lafadz qala rasulullah, tanpa disharing terdahulu lafadznya. Anehnya, lafadz tersebut langsung dijadikan status dengan mengatasnamakan nama hadis. Padahal yang dishare bukan hadis. Sehingga bisa membahayakan diri sendiri ataupun masyarakat. Untuk mengantisipasi kesalahan dalam mengidentifikasi kualitas hadis, ada beberapa cara untuk menganalisa otentisitas hadis, diantaranya dengan kajian takhrijul hadis dan maanil al-hadis. Dalam diskusi tersebut, ada segelintir pertanyaan menyangkut kepemimpinan perempuan dalam tinjauan hadis. Memang menar...