By. Muh. Imam Sanusi al Khanafi
Pembahasan mawathin an-nuzul dalam kajian ilmu-ilmu al Quran memang selalu menarik perhatian. Tanpa ilmu ini, tentunya akan sulit untuk mendeteksi kronologis turunnya ayat al Quran. Dari segi definisi, mawathin an nuzul merupakan suatu kajian yang membahas tentang waktu, tempat, dan berbagai peristiwa turunnya ayat al Qur'an. Karya fenomenal Jalaludin Asy-Suyuti, yang dikenal dengan kitab Ilmu Tafsir Manqul min Itmam Dirayah, merupakan maha karya yang di dalamnya menghidangkan berbagai khazanah ilmu untuk memahami al Qur'an. Menurut hemat penulis, kitab ini bisa dibilang merupakan karya yang diciptakan untuk menyederhanakan kajian yang berkaitan dengan ilmu al Qur'an. Tujuannya tidak lain supaya mudah diingat dan dipahami dengan baik. Hidangan yang ditawarkan juga tidak bermuluk-muluk. Beliau mampu menyeimbangkan antara teoritis dan praksis, artinya pembahasan yang diuraikan pasca teori langsung menuju ke contoh-contoh. Hal ini juga dikuatkan dengan pandangan ulama' dengan berdasarkan dalil aqli maupun naqli.
Dalam kitabnya, asy Suyuti mengkonsep tema-tema ulumul Quran dengan praktis. Setiap tema yang dihidangkannya diuraikan secara runtut. Sehingga pembaca semakin tertarik untuk melanjutkan episode terkait konsep yang diuraikannya. Menariknya lagi, beliau merangkai tema tersebut dengan saling mengaitkan antara satu tema dengan tema yang lain. Sehingga lebih memudahkan pembaca untuk mengetahui lebih mendalam historisitas suatu surat atau ayat dalam al Quran. Khazanah ilmu yang masih ada kaitannya denga kajian Makki dan Madani ialah Hadari dan Safari. Tema ini penting untuk dikaji lagi. Tanpa keduanya, kita akan sulit mengetahui peristiwa turunnya ayat al Quran berdasarkan tinjauan Makki dan Madani.
Dalam kitab Itmam Dirayah (asy Suyuti: 8), Hadhari merupakan suatu ayat yang turun dikala Rasulullah SAW berada di kampung halaman atau di suatu daerah. Adapun Safari ialah suatu ayat yang turun dikala Rasulullah SAW berada di perjalanan (dalam bepergian). Dalam hal ini, asy Suyuti menguraikan berbagai ayat-ayat yang tergolong dari Hadhari dan Safari. Adapun contoh yang tergolong dari Hadhari diantaranya surah an-Nisa' ayat 58. Ayat ini dikatakan hadari dengan beberapa alasan. Pertama, ayat ini diturunkan di Makkah, dalam ka'bah pada tahun penaklukan Makkah (Manna al Qattan: 2000: 61). Kedua, berdasarkan sumber riwayat Syu'bah dalam tafsirnya, yang berasal dari Hajjaj dari Ibn Juraij. Dalam riwayat tersebut dijelaskan, Nabi mengambil kunci Ka'bah dari Usman bin Thalhah. Kemudian beliau masuk ke dalamnya, yang pada hari itu bertepatan penaklukan kota Makkah. Ketika keluar dari Ka'bah, beliau membaca surah an-Nisa':58. Setelah itu, beliau memanggil Usman untuk memberikannya kembali kunci tersebut kepadanya. pada saat itu pula, Umar juga mendengar Nabi melafadzkan ayat tersebut pasca keluar dari Ka'bah (asy Suyuti:64). Dalam riwayat ini jelas, apabila ayat tersebut turun kala Nabi SAW berada di dalam ka'bah.
Adapun contoh dari Safari (perjalanan) diantaranya surat al Fath (lihat: asy Suyuti: 8). Ayat yang dimaksud ialah ayat pertama: "انا فتحنا لك فتحا مبينا". Hal ini didasarkan riwayat dari al Bukhari yang bersumber dari sahabat Umar. Kala itu, Umar sedang berjalan bersama Nabi Saw. Saat itu pula Nabi mengatakan kepadanya apabila ada suatu surat yang lebih disukai dari pada terbitnya matahari, yakni surat al fath. Seperti dalam teks di bawah ini:
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم لقد أنزلت على اليلة سورة هي أحب إلي مما طلعت عليه الشمس، فقرأ إنا فتحنا لك فتحا مبينا
Menurut riwayat al Hakim yang bersumber dari Musawwir bin Makhzamah dan Marwan bin Hakam, surat ini diturunkan diantara kota Makkah dan Madinah pada waktu peristiwa Hudaibiyah, yakni suatu perjanjian antara umat Muslim dsn Musyrik Makkah. Isi perjanjian itu terkait genjatan senjata, apabila ada orang kafir yang masuk Islam maka orang tersebut harus dikembalikan. Adapun umat Muslim yang murtad (keluar dari Islam), maka dilarang untuk dikembalikan. Namun perjanjian tersebut tidak berlangsung lama. Akibat kecurangan kaum musyrik Makkah. Surah al Fath pada ayat pertama dikatakan termasuk ayat Safari dikarenakan kronologi turunnya ayat tersebut dikala Nabi SAW di perjalanan. Sehingga surah ini tergolong dari surah Safari.
Kajian ayat Hadari dan Safari sangatlah penting untuk dipelajari, khususnya bagi pemerhati ulumul Quran. Untuk mendeteksi kronologis turunnya ayat al Quran tidak cukup cuma mengandalkan aspek asbabun nuzul, makki dan madani saja. Ada beberapa kajian yang perlu kita telusuri, diantaranya Hadari dan Safari. Dari sini bisa diambil kesimpulan apabila ilmu untuk mempelajari kronologis turunnya al Quran memang sangatlah luas. Asy Suyuti merupakan diantara ulama' yang berkontribusi mengembangkan kajian Hadari dan Safari. Darinya kita bisa mengetahui perangkat apa saja yang digunakannya dalam memahami al Quran. Wallahu a'lam
Tulisannya mantab
BalasHapus