By. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi
Menjadi pelajar memang tugasnya membaca dan belajar. Pengembangan secara teoritis memang merupakan makanan sehari-hari. Tidak heran bila pelajar dituntut untuk mengembangkan teori-teori mata pelajaran, guna menambah perbendaharaan khazanah ilmu. Namun, menjadi pelajar tidak hanya terfokus pada segi teoritis. Mereka harus belajar untuk mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan masyarakat. Teori tanpa aplikasi itu dianggap omong kosong. Aplikasi tanpa teori itu dianggap ngawur. Maka keduanya tidak bisa dipisahkan. Guna mendapatkan manfaat dan keberkahan ilmu tersebut.
Menjadi pelajar tidak hanya itu, mereka juga harus menggali kemampuan yang ada pada dirinya. Setiap kemampuan tidak bisa disamakan. Mereka pasti memiliki kelebihan yang belum dimiliki oleh yang lainnya. Maka dari itu, pendidikan life skill merupakan strategi yang tepat untuk mengasah kemampuan yang masih terpendam pada diri mereka. Untungnya, di sekolah formal memiliki cara tersendiri untuk mengasah dan mengembangkan bakat dan minat pelajar. Diantaranya dengan adanya kompetisi. Penulis yakin, setiap pelajar pasti punya bakat. Sedangkan bakat yang dimiliki itu ada yang akademik dan non akademik. Tentu sekolah formal sudah memberikan wadah supaya mereka bisa menunjukkan kemampuannya dengan baik dan terarah.
Salah satu pendidikan formal yang mengadakan kompetisi ini ialah Madrasah Aliyah Ar Rosyaad. Pasca ujian madrasah, mereka tentu membutuhkan refreshing tipis-tipis. Karena selama dua minggu fikiran dan tenaganya terkuras untuk kompetisi akademik. Sehingga rasa jenuh dan pusing pasti muncul dari benak mereka. Maka dari itu, mereka diberi kelonggaran untuk menampilkan life skill sesuai dengan yang diminatinya di ajang perlombaan antar kelas. Perlombaan ini sesungguhnya sebagai bekal untuk menuju perlombaan yang lebih bergengsi, yakni aksioma. Namun, sebelum mengarah kesitu, pelajar difokuskan untuk mengasah kemampuannya di kandang sendiri. Agar kompetisi ini bisa menambah pengalaman bagi mereka.
Kompetisi yang diadakan beraneka ragam, yaitu lomba menyanyi, puisi, catur, lari, tenis meja. Tidak hanya itu, berhubung mayoritas pelajar di Madrasah ialah perempuan, maka untuk membiasakan aktivitasnya dalam hal perdapuran. Guna mengasah skillnya, maka dibuatlah acara kompetisi masakan rujak. Walaupun acara ini simpel, sepele, dan mudah, namun bagi kalangan laki-laki sangatlah sulit. Mengapa demikian ? Sebab agenda ini membutuhkan kekompakan tim dan kelihaian tangan dalam mengolah buah-buahan tersebut menjadi makanan yang lezat dan nikmat. Skill tangan sangatlah dibutuhkan dalam perlombaan itu. Walaupun bahannya sama, saya yakin rasanya pasti berbeda. Karena setiap skill yang dimilikinya belum tentu sama.
Acara tersebut juga dimeriahkan oleh pelajar kelas sepuluh, baik di jurusan keagamaan maupun ilmu sosial. Agenda ini juga termasuk pengembangan life skill. Pelajar dibebaskan untuk menunjukkan kemampuannya di bidang UMKM berbasis nabati. Aneka menu nabati yang dihidangkannya bisa menambah kreatifitasnya sebagai bekal dimasa depan. Belajar bisnis itu juga penting, guna mengasah logika untuk melatih kemandirian dalam menjaga kelangsungan hidup, tanpa ketergantungan orang lain.
Penulis sangatlah mengapresiasi semangat dan kegigihan pelajar MA Ar Rosyaad dalam mengikuti perlombaan. Kompetisi ini jangan sampai menurunkan mental, dan pesimis untuk melangkah lebih maju. Namun, agenda ini patut kalian jadikan pelajaran, apabila manusia itu tidak bisa instan dalam mencapai kesuksesan. Pasti proses yang sangat dibutuhkan dalam mencapai derajat yang lebih tinggi. Ingat, jangan membutuhkan hasil bila ingin sukes. Proses harus selalu ditingkatkan. Insha allah, proses itu tidak bisa dibohongi. Semakin istiqomah mengasah kemampuan yang dimiliknya pasti akan mendapatkan hal yang diinginkannya. Selama mampu melawan pesimis, kegalauan, dan tantangan yang menghalangi.
Untuk pelajar yang juara, tetaplah asah kemampuan yang dibidanginya. Dan jangan lupa untuk meningkatkan kualitasnya dengan memperbanyak belajar dan berlatih. Jangan sampai performance-nya justru menurun. Tetaplah rendah hati, jangan sampai menjatuhkan mental peserta yang kalah. Bagi yang belum mendapatkan juara, tetaplah percaya diri. Yakinlah suatu saat pengalaman itu bisa bermanfaat dalam mengarungi bahtera kehidupan. Belajar dari pengalaman merupakan sebuah refleksi agar kehidupan yang dijalani bernilai. Penulis masih ingat perkataan Tony Robbins,
Sukses dalam hidup ialah hasil dari penilaian yang baik. Penilaian yang baik itu biasanya merupakan hasil dari pengalaman. Sedangkan pengalaman itu biasanya merupakan hasil dari penilaian yang buruk.
Tetaplah optimis untuk maju. Asah kemampuan yang dimiliki. Terjanglah perkataan pesimis dari orang lain. Hadapilah dengan penuh keyakinan apabila usaha yang dilakukan pasti membuahkan hasil. Karena usaha itu tidak bisa membohongi. Namun, hasil tanpa usaha itulah yang bisa dibilang bohong. Ingat, usaha itu tidak akan menghianati hasil, sebaliknya hasil juga tidak bisa menghianati usaha.
Komentar
Posting Komentar