By. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi
Tak terasa hari libur sudah mendekati, khususnya dilingkungan civitas ekademika, baik tingkatan dasar, menengah, atas, hingga perguruan tinggi. Sehingga para pelajar, guru, mahasiswa, dan dosen sudah menyelesaikan pelajaran di semester awal. Tak terlupakan stakeholder yang berkecimpung di lembaga sekolah formal, ikut juga mengakhiri program-program semester awal, guna dilanjutkan lagi ke semester selanjutnya.
Liburan merupakan salah satu aktivitas yang sering dituju, khususnya bagi kalangan yang bergelut di dunia akademisi. Destinasi wisata merupakan sarana healing yang tepat di era modern. Terutama dilakukan oleh pekerja yang setiap hari hanya terfokus pada perkara duniawi. Walaupun wisata yang baik untuk healing ialah dengan cara membaca al Qur’an dan memperbanyak ibadah. Namun, destinasi wisata juga bisa kita niatkan untuk tadabbur alam. Ingat, merenung dan memikirkan betapa dahsyatnya ciptaan Allah, sehingga kita berusaha untuk melestarikan dan memelihara kelestarian lingkungan merupakan bentuk cara untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Di dunia, kita tidak hanya berhubungan dengan Allah dan manusia. Namun juga berhubungan dengan alam. Dengan cara menjaga dan memelihara dalam bentuk destinasi wisata. Hal ini bukan memperburuk citra alam. Justru mengingatkan bagi manusia untuk senantiasa bertafakur, yakni sebagai bentuk perenungan terhadap ciptaan Allah, dan mencoba memahami ayat-ayat-Nya dengan mengkontekstualisasikan ayat-ayat-Nya dalam kehidupan manusia. Dalam firman-Nya:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
“Mereka adalah orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan berdiri, duduk, dan berbaring. Mereka merenungkan penciptaan langit dan bumi,” (Qs. Ali Imran: 190)
Dalam ayat di atas jelas, sebagai manusia ciptaaan-Nya, sepatutnya merenungi, dan mengakui kebesaran Allah. Kita diharuskan untuk mengingat-Nya dimanapun berada. Khususnya dalam memahami ayat-ayat semesta. Apabila keindahan surga dunia ini terbentuk atas kekuasaan-Nya. Tugas manusia hanya menjalankan dan menaati aturan yang telah diberikan-Nya, yakni dengan menjalankan seluruh perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Salah satu keindahan bentuk ciptaan-Nya yang dimanifestasikan oleh tangan manusia ialah destinasi wisata di Malang, yakni di Desa wisata Pujon Kidul dan Waduk Selorejo. Tempatnya asyik, dan bisa dinikmati oleh kalangan muda hingga yang tua. Penulis akan membagi pengalaman terkait keindahan yang ada di dua destinasi wisata tersebut. Pertama, wisata Pujon Kidul. Wisata yang terletak di kecamatan Pujon, berbatasan dengan Kecamatan Wonosari dan Kabupaten Blitar.
Hal yang menarik di wisata tersebut ialah pemandangannya yang masih asri. Dengan angin yang semilir, ditambah lagi kesejukan alam yang menyelimutinya menambah wisata ini semakin menambah kenyamanan pengunjung. Ditambah lagi, ada tempat-tempat nongkrong yang dibuat dalam bentuk cafe gubuk, justru menambah keelokan, apabila wisata tersebut seperti menikmati kondisi kehidupan yang ada di pedesaan. Selain itu ada wahana-wahana baru, bagi pengunjung yang ingin berfoto di tempat yang lain.
Destinasi yang kedua adalah waduk selorejo. Waduk ini dibangun pada tahun 1963 dan diresmikan oleh Presiden Suharto pada tanggal 22 Desember 1970. Tempat ini bisa dibilang sebagai destinasi wisata yang menampilkan panorama alam yang begitu menakjubkan. Walaupun ini waduk, namun pemandangannya tidak kalah dengan danau maupun wisata di pantai. Karena waduk tersebut juga menampilakan pemandangan gunung-gunung yang mengelilingi waduk di sekitar. Sehingga panarama alam sekitar memiliki daya tarik tersendiri bagi para pecinta wisata.
Destinasi yang dibentuk oleh masyarakat yang ada di daerah tersebut perlu diapresiasi. Mengingat, alam harus dirawat, dan dibentuk seindah mungkin supaya manusia bisa menikmati keindahannya. Tak lupa dengan dipeliharanya alam bisa menjadikan manusia lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Alam semesta apabila dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, justru memberikan dampak positif bagi manusia sendiri. Diantaranya, perekonomian daerah penduduk di sekitar akan mendapatkan penghasilan. Masyarakat umum bisa menikmati wisata yang dikelola. Alam sekitar juga bisa lestari. Berbeda dengan alam yang cenderung dibiarkan, dirusak, dan dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab, pada akhirnya bisa menyebabkan bencana. Sehingga semua masyarakat yang hidup disekitarnya menanggu akibatnya.
Tadabbur alam tidak hanya menikmati keindahan alam semesta. Namun, sebagai manusia seharusnya memperbanyak untuk intropeksi. Apabila manusia jangan sampai melupakan sang penguasa alam jagad raya. Tetaplah fokus dengan tujuan hidup yang sesungguhnya. Alam raya hanya sebagian kecil ciptaan-Nya. Justru masih banyak sekali hal-hal yang lebih menakjubkan ciptaan yang telah dirangkai-Nya. Manusia hanya sebagian kecil ciptaan-Nya yang tujuannya untuk beribadah kepada-Nya. Beribadah tidak sebatas menjalankan aspek-aspek amaliyah fiqhiyah. Namun juga menjalankan aspek-aspek kemanusiaan dan tata cara berinteraksi dengan alam. Semoga kita mampu menjalankan tugas-tugas yang telah diberikan-Nya.
Komentar
Posting Komentar