Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2024

Edisi Ramadhan (5): Amaliah-amaliah Penuntut Ilmu dan Waktu yang dianjurkan dalam Kitab Jawahirul Adab

  By. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi Di bulan Ramadhan ini, penulis melanjutkan edisi ke lima dalam kajian Jawahirul Adab. Dalam kesempatan ini, masih banyak amaliah-amaliah yang dianjurkan oleh ulama’ dalam menuntut ilmu. Tujuannya tidak lain supaya ilmu yang dicari tidak sekedar kulitnya, namun bisa didapat sampai ke akar-akarnya. Tentu ulama’ dahulu tidak instan dalam menciptakan amaliah ini. Berbagai proses telah dilaluinya. Maka tidak heran karya-karya yang dikarang masih eksis di era sekarang. Ulama dahulu tidak sekedar beretorika, namun juga telah mengalami fase-fase sulit dalam menuntut ilmu. Dalam lanjutan materi sebelumya, penulis mengawali pada bait ke lima belas. Dalam bait ini,  kyai Nawawi menyarankan untuk menta’dzimkan ilmu dan sesama pencari ilmu.  Jangan mementingkan diri sendiri dalam thalabul ilmi. Ajaklah temanmu untuk berdiskusi, supaya ilmu yang sulit dipahami bisa diringankan dengan bahsu masail. Metode yang ditawarkan oleh kyai Nawawi sebetulnya sudah diterapkan...

Edisi Ramadhan (4): Tata Cara Menuntut Ilmu dalam Kitab Jawahirul Adab

  By. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi Dalam edisi ngaji ke empat di Bulan Ramadhan, saya meneruskan ngaji bersama kitab jawahirul Adab  di bait ke dua belas. Ada beberapa tata cara murid agar berhasil dalam menuntut ilmu, yakni murid harus mendengarkan dan mencatat apa yang diajarkan oleh guru. Tradisi mencatat jangan sampai ditinggalkan. Karena era sekarang bukan era di zaman nabi. Di era nabi memang terkenal era peradaban lisan dan periwayatan. Karena pada saat itu tradisi mencatat dianggap kurang eksis. Sahabat kebanyakan mengandalkan hafalannya dalam menyerap kajian yang diajarkan oleh nabi. Berbeda di era sekarang yang sudah beralih ke tradisi tulisan. Masih dalam bait ke dua belas, ilmu itu seperti hewan. Apabila hewan itu tidak segera diikat, maka hewan itu akan lari. Sama seperti ilmu, apabila tidak diabadikan dalam bentuk tulisan, maka ilmu itu akan cepat hilang. Syekh Az Zarnuji (t.t: 38) dalam ta’lim wa muta’alim dawuh, وينبغى أن يعلق السبق بعد الضبط والإعادة ك...

Edisi Ramadhan (3): Ta’dhiman wa Kiraman kepada Guru dalam Kitab Jawahirul Adab

  By. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi Masih edisi di bulan Ramadhan, saya meneruskan kajian Jawahirul Adab di Bait ke sepuluh karya Kyai Nawawi. Di tema ini, saya tidak bosan mengingatkan kepada murid untuk menuntut ilmu dengan cara menghormati guru. Hal ini akan mempengaruhi kualitas ilmu yang didapatkannya. Banyak kitab-kitab akhlak di era klasik yang membahas betapa pentingnya peran guru dalam memberikan pencerahan dhahir dan bathin, khususnya dalam bidang agama. Maka jangan sekali-kali memiliki fikiran kotor kepada guru. Fikirkanlah hal yang positif, dan tinggalkanlah yang negatif. Dalam ta’lim wa muta’alim di bab faslun fi ta’dzimi al ilmi wa ahlihi (Jarnuji: t.t: 17) dijelaskan,   اعلم أن طالب العلم لا ينال العلم ولا ينتفع به إلا بتعظيم العلم وأهله، وتعظيم الأستاذ وتوقيره “Ketahuilah, sesungguhnya orang yang mencari ilmu itu tidak akan memperoleh ilmu dan kemanfaatannya, kecuali dengan memuliakan ilmu beserta ahlinya, dan memuliakan guru.” Menuntut ilmu tidak sekedar menj...

Edisi Ramadhan (2): Tata Krama Murid kepada Guru dalam Kitab Jawahirul Adab

  Oleh. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi Di sesi ramadhan selanjutnya, saya meneruskan kajian kitab Jawahirul Adab. Kajian ini sudah masuk ke isi tentang tata cara menanamkan pendidikan karakter kepada murid. Perlu diketahui, pendidikan karakter pada dasarnya telah diajarkan oleh nabi, yakni dengan bil irsyad, bi at tatbiq, dan bi at tashih . Bil irsyad , nabi memberikan kajian lisan kepada sahabat berupa pengarahan. Misal: nabi memberikan pengarahan atau teori tata cara pemanfaatan sedekah agar lebih mengutamakan sedekah kepada keluarganya atau kerabatnya terlebih dahulu. Bi at tatbiq , nabi menjelaskan secara aplikatif melalui peragaan. Misal: Nabi mencontohkan tata cara sholat kepada sahabat selain memberikan pengarahan kepada mereka. Bi at tashih, nabi memberikan koreksi kesalahan dalam memahami tarbiyah yang dilakukan nabi kepada sahabat. Misal: Informasi tentang kebolehan seseorang untuk makan dan minum di malam bulan Ramadhan, hingga munculnya fajar waktu subuh. Namun sah...

Edisi Ramadhan (1): Muqadimah Kitab Jawahirul Adab fi Khuluq At-Thullab

  Oleh. Muh. Imam Sanusi Al Khanafi Di Bulan Ramadhan, amaliyah – amaliyah yang digunakan untuk meningkatkan kualitas ibadah banyak sekali. Diantara sarana mendekatkan diri kepada Allah ialah dengan ta'lim wa taalum. Di momen bulan penuh rahmat dan berkah ini, saya sempatkan untuk mengkaji kitab jawahirul adab karangan Kyai Nawawi Bulumanis, Juwana, Pati, Jawa Tengah. Kitab ini sangat penting untuk diulas kembali di era serba modern. Dengan dalih alasan banyak sekali pelajar-pelajar khususnya di daerah saya yang masih gersang dengan standar   adab dan akhlak. Berbeda dengan di pesantren, budaya santun santun mulai tingkat ula, wustho, ulya, hingga mahad aly sudah dijadikan makanan sehari-hari oleh kalangan santri. Namun berbanding terbalik kepada pelajar yang tidak memiliki latar belakang pesantren. Saya mencoba memberikan wawasan melalui kitab ini kepada para pelajar, agar senantiasa menumbuhkan sikap sopan santun kepada guru, orang tua, dan sesama manusia. Kitab ini pada da...